Belum lama berselang,
tepatnya tanggal 5 Juni yang lalu, suatu berita besar iptek muncul dari sebuah
konperensi fisika “Neutrino 98″ yang berlangsung di Jepang. Neutrino, salah
satu partikel dasar yang jauh lebih kecil daripada elektron, ternyata memiliki
massa, demikian laporan dari suatu tim internasional yang tergabung dalam
eksperimen
Super-Kamiokande. Tim ahli-ahli fisika yang terdiri dari kurang lebih 120 orang dari berbagai negara termasuk AS, Jepang, Jerman, dan Polandia tersebut melakukan penelitian terhadap data-data yang dikumpulkan selama setahun oleh sebuah laboratorium penelitian neutrino bawah tanah di Jepang.
Super-Kamiokande. Tim ahli-ahli fisika yang terdiri dari kurang lebih 120 orang dari berbagai negara termasuk AS, Jepang, Jerman, dan Polandia tersebut melakukan penelitian terhadap data-data yang dikumpulkan selama setahun oleh sebuah laboratorium penelitian neutrino bawah tanah di Jepang.
Jika laporan ini
terbukti benar dan dapat dikonfirmasi kembali oleh tim lainnya maka akan
membawa dampak yang sangat luas terhadap beberapa teori fisika, terutama
pembahasan mengenai interaksi partikel dasar, teori asal mula daripada alam
semesta ini serta problema kehilangan massa (missing mass problem) maupun teori
neutrino matahari.
Neutrino, atau neutron
kecil, adalah suatu nama yang diberikan oleh fisikawan dan pemenang hadiah
Nobel terkenal dari Jerman: Wolfgang Pauli. Neutrino adalah partikel yang
sangat menarik perhatian para fisikawan karena kemisteriusannya. Neutrino juga
merupakan salah satu bangunan dasar daripada alam semesta yang bersama-sama
dengan elektron, muon, dan tau, termasuk dalam suatu kelas partikel yang
disebut lepton. Lepton bersama-sama dengan enam jenis partikel quark adalah
pembentuk dasar semua benda di alam semesta ini.
Ditemukan secara
eksperimental pada tahun 1956 (dalam bentuk anti partikel) oleh Fred Reines
(pemenang Nobel fisika tahun 1995) dan Clyde Cowan, neutrino terdiri dari 3
rasa (flavor), yakni: neutrino elektron, neutrino mu dan neutrino tau. Neutrino
tidak memiliki muatan listrik dan selama ini dianggap tidak memiliki berat,
namun neutrino memiliki
antipartikel yang disebut antineutrino. Partikel ini memiliki keunikan karena sangat enggan untuk berinteraksi. Sebagai akibatnya, neutrino dengan mudah dapat melewati apapun, termasuk bumi kita ini, dan amat sulit untuk dideteksi.
antipartikel yang disebut antineutrino. Partikel ini memiliki keunikan karena sangat enggan untuk berinteraksi. Sebagai akibatnya, neutrino dengan mudah dapat melewati apapun, termasuk bumi kita ini, dan amat sulit untuk dideteksi.
Diperkirakan neutrino
dalam jumlah banyak terlepas dari hasil reaksi inti pada matahari kita dan
karenanya diharapkan dapat dideteksi pada laboratorium di bumi. Untuk
mengurangi pengaruh distorsi dari sinar kosmis, detektor neutrino perlu ditaruh
di bawah tanah. Dengan mempergunakan tangki air sebanyak 50 ribu ton dan
dilengkapi dengan tabung foto (photomultiplier tube) sebanyak 13 ribu buah, tim
Kamiokande ini menemukan bahwa neutrino dapat berosilasi atau berganti rasa.
Karena bisa berosilasi maka disimpulkan bahwa neutrino sebenarnya memiliki
massa.
Penemuan ini sangat
kontroversial karena teori fisika yang selama ini kerap dipandang sebagai teori
dasar interaksi partikel, yakni disebut
teori model standard, meramalkan bahwa neutrino sama sekali tidak
bermassa. Jika penemuan neutrino bermassa terbukti benar maka boleh jadi akan membuat teori model standard tersebut harus dikoreksi.
teori model standard, meramalkan bahwa neutrino sama sekali tidak
bermassa. Jika penemuan neutrino bermassa terbukti benar maka boleh jadi akan membuat teori model standard tersebut harus dikoreksi.
Penemuan neutrino
bermassa juga mengusik bidang fisika lainnya yakni kosmologi. Penemuan ini
diduga dapat menyelesaikan problem kehilangan massa pada alam semesta kita ini
(missing mass problem). Telah sejak lama para ahli fisika selalu dihantui
dengan pertanyaan: Mengapa terdapat
perbedaan teori dan pengamatan massa alam semesta? Jika berat daripada bintang-bintang, planet-planet, beserta benda-benda alam lainnya dijumlahkan semua maka hasilnya ternyata tetap lebih ringan daripada berat keseluruhan alam semesta.
perbedaan teori dan pengamatan massa alam semesta? Jika berat daripada bintang-bintang, planet-planet, beserta benda-benda alam lainnya dijumlahkan semua maka hasilnya ternyata tetap lebih ringan daripada berat keseluruhan alam semesta.
Para ahli fisika
menganggap bahwa terdapat massa yang hilang atau tidak kelihatan. Selama ini
para ahli tersebut berteori bahwa ada partikel unik yang menyebabkan selisih
massa pada alam semesta. Namun teori semacam ini memiliki kelemahan karena
partikel unik yang diteorikan tersebut belum pernah berhasil ditemukan.
Dari hasil penemuan
tim Kamiokande ini dapat disimpulkan bahwa ternyata partikel unik tersebut
tidak lain daripada neutrino yang bermassa.
Menurut teori dentuman
besar (Big Bang) alam semesta kita ini bermula dari suatu titik panas luar
biasa yang meledak dan terus berekspansi hingga saat ini. Fisikawan Arno Penzias
dan Robert Wilson (keduanya kemudian memenangkan hadiah Nobel fisika tahun
1978) pada tahun 1965 menemukan sisa-sisa gelombang mikro peninggalan dentuman
besar yang sekarang telah mendingin hingga suhu sekitar 3 Kelvin. Namun salah
satu hal yang masih diperdebatkan adalah masalah ekspansi alam semesta itu
sendiri. Apakah hal ini akan terus menerus terjadi tanpa akhir? Penemuan
neutrino bermassa diharapkan akan bisa menjawab pertanyaan yang sulit ini.
Bayangkan suatu
neutrino yang sama sekali tidak bermassa, seperti yang diperkirakan selama ini.
Gaya gravitasi tentu tidak akan berpengaruh sama sekali pada partikel yang
tidak memiliki berat. Namun apa yang terjadi jika neutrino ternyata memiliki
berat? Dalam jumlah yang amat sangat banyak neutrino-neutrino ini tentu akan bisa
mempengaruhi ekspansi alam semesta. Tampaknya ada kemungkinan ekspansi alam
semesta suatu saat akan terhenti dan terjadi kontraksi atau penciutan kembali
jika ternyata neutrino memiliki massa.
Terakhir masih ada
satu lagi problem fisika yang akan diusik oleh hasil penemuan ini yaitu problem
neutrino matahari, dimana terjadi selisih jumlah perhitungan dan pengamatan
neutrino yang dihasilkan oleh matahari kita. Untuk keabsahan penemuan ini tim
internasional dari eksperimen super Kamiokande dalam laporannya juga mengajak
tim-tim saintis lainnya untuk mengkonfirmasi penemuan mereka. Namun menurut
pengalaman di masa lalu, laporan osilasi neutrino dan neutrino bermassa selalu
kontroversi dan jarang bisa dikonfirmasi kembali. Untuk
sementara ini para ahli harus sabar menunggu karena eksperimen semacam ini
hanya bisa dilakukan oleh segelintir eksperimen saja di seluruh dunia. Yang
pasti jika hasil penemuan ini memang nantinya terbukti benar maka jelas
dampaknya akan sangat terasa pada beberapa teori fisika modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar