Islam memiliki
kontribusi besar dalam perkembangan ilmu fisika, banyak tokoh-tokoh islam yang
menemukan berbagai teori-teori fisika, diantaranya adalah :
IBNU SINA
“Sesungguhnya Anda
akan mengetahui bahwa materi saat kosong secara alami, dan tidak ditemukan
adanya pengaruh luar (asing), tidak akan keluar dari tempat tertentu dengan
bentuk tertentu. Sebab, secara alami merupakan dasar untuk menjawab itu. Materi
tetaplah materi, selagi tidak ada tuntutan luar yang menggerakkannya maka
keadaannya tetap seperti semula”. Ini sama seperti yang dikemukakan oleh Newton
dalam hukumnya yang berbunyi “materi akan tetap dalam keadaan diam atau
bergerak teratur selagi tidak dipaksa oleh kekuatan luar yg mengubah keadaan
tersebut”.
B. ABU
BARAKAT HABBATULLAH IBN MALKA AL-BAGHDADI
“pada setiap gerakan
untuk memendekkan waktu (perjalanan yang ditempuh) itu mungkin tidak mustahil.
Daya jika lebih kuat digerakkan lebih cepat bisa (menggerakkan) waktu yang
pendek. Jika daya itu bertambah kuat bertambah pula kecepatan hingga dapat
memperpendek waktu. Jika kekuatan itu tidak terbatas, kecepatan juga tidak
terbatas. Demikian itu menjadikan gerakan tanpa ruang waktu menjadi semakin
kuat, karena penafsiran waktu dalam kecepatan berakhir sesuai dengan daya
kekuatan”. Dalam bab 17, Al-Khala’ juga menyebutkan bahwa “kecepatan itu
akan semakin bertambah jika daya semakin kuat. Jika bertambah daya dorong,
bertambah pula kecepatan materi yg bergerak sehingga bisa memendekkan waktu dalam
menempuh jarak tertentu”. Hal ini juga dikemukakan oleh Newton dalam hukum yang
ditulis dengan persamaan F = d(mv)/dt.
Bunyi hukum Newton
menyebutkan bahwa aksi = - reaksi. Dan Abu Barakat Habbatullah ibn Malka
Al-Baghdadi (480-560 H/1087-1164 M) dalam kitab Al-Mukhtabar fi Al-Hikmah
menyebutkan bahwa “himpunan (komponen) saling tarik-menarik antara dua
pergerakan pada tiap-tiap satu dari benda yang saling tarik-menarik dalam daya
tariknya, menimbulkan daya perlawanan terhadap daya lainnya. Jika salah satunya
menang bukan berarti menarik sekelilingnya yang tidak mempunyai daya tarik
lain. Bahkan kekuatan itu tetap ada dan kuat. Andai tidak ada, niscaya yang
lain tidak membutuhkan semua daya tarik tersebut.”
“apakah batu yang
dilempar itu berhenti pada titik paling tinggi yang sampai kepadanya saat
dimulai pelemparannya ke sisi bumi? Dan ia menjawabnya sendiri “Barangsiapa
yang menyangka bahwa antara gerakan batu yang dilempar tinggi dengan lingkaran
kejatuhannya dan berhenti, dia salah. Hal itu disebabkan karena lemahnya
kekuatan yang memaksa batu itu dan daya beratnya, sehingga melemahkan
gerakannya, menyembunyikan gerakan pada satu sudut, yang disangka dia itu diam
(padahal dia telah menariknya, yaitu daya gravitasi)”.
C. IMAM
FAKHRUDIN AR RAZI
“partikel-partikel
mempunyai daya tarik-menarik sejajar sampai berhenti di tengah-tengah, tidak
diragukan lagi, bahwa salah satu di antara keduanya berbuat dalam suatu gaya
yang saling menghalangi gaya lain”. Pernyataan ini masih sama seperti hukum
aksi reaksi newton.
D. IBNU
HAITSAM
“gerakan jika saling
bertemu gerakan akan saling menolak. Daya pergerakan itu akan tetap ada selagi
masih terdapat unsur yang menolak (menghalangi). Gerakan akan kembali menurut
arah asal dia bergerak. Dimana daya geraknya untuk kembali itu sesuai dengan
daya gerakan yang menggerakkannya pada permulaan, juga menurut daya yang
menolaknya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar