Selasa, 28 Mei 2013

FISIKA PEMBANGUNAN

concert hall-aphs.worldnomads.com
Sebagian orang tentu mengira bahwa untuk membangun sebuah bangunan dibutuhkan seorang arsitek dan seorang insinyur sipil saja. Namun sepertinya belum banyak orang yang mengenal suatu ilmu yang mendampingi arsitek dan insinyur sipil dalam membangun gedung-gedung yang ada yaitu fisika bangunan. Seiring berkembangnya ilmu dan teknologi, kini para insinyur telah menerapkan ilmu fisika bangunan untuk membuat bangunan yang lebih canggih. Lalu apakah yang dimaksud dengan fisika bangunan ini sendiri? Mari kita bahas lebih lanjut.
Fisika bangunan adalah sebuah ilmu yang mempertimbangkan kondisi bangunan terkait dengan ilmu-ilmu fisika yang berada di alam. Terdapat tiga dasar ilmu fisika yang mendasari fisika bangunan ini yaitu akustik, pencahayaan, dan termal.

Akustik
Jika Anda mendengar kata akustik mungkin sebagian besar yang muncul di benak Anda adalah gitar akustik ataupun pertunjukan musik tanpa sound system. Di dalam istilah fisika bangunan akustik mengarah pada kondisi suara, bunyi, dan apapun yang dapat dirasakan oleh indra pendengaran kita. Penerapan akustik yang paling berkesan adalah dalam pembuatan concert hall. Jika Anda menyadarinya, concert hall sebenarnya tidak membutuhkan sound system dalam menjalankan konsernya. Jika ilmu akustik diaplikasikan dengan tepat, maka seluruh penonton di concert hall dapat mendengarkan musik dengan kualitas yang sangat baik tanpa ada sound system elektrik.

Pencahayaan
Pernahkah Anda merasa nyaman ataupun tidak nyaman ketika memasuki suatu ruangan dengan berbagai jenis pencahayaan dan lampu? Ilmu pencahayaan mempelajari bagaimana cara membuat kondisi pencahayaan yang nyaman sehingga kesan yang ditimbulkan tidak hanya hangat dan nyaman, tetapi juga memiliki keindahan dan hemat energi.

Termal
Bagaimanakah kondisi kenyamanan termal? Jika Anda berpikir hanya dengan menyalakan AC saja maka kondisi kenyamanan termal tercapai maka Anda salah besar. Tubuh manusia tidak dirancang untuk merasakan kenikmatan berdasarkan kondisi “dingin” saja. Perlu Anda ketahui bahwa untuk mencapai kondisi termal yang baik diperlukan tekanan, kelembapan, dan ventilasi udara yang baik. Kondisi inilah yang menjadi tujuan dari ilmu fisika bangunan untuk mencapai kenyamanan termal.
Sayangnya, di Indonesia masih sedikit bangunan yang mengaplikasikan ilmu dan teknologi fisika bangunan ini. Suatu saat jika Negara kita semakin maju mungkin rumah Anda akan merasakan “kenyamanan” yang ditawarkan oleh ilmu fisika bangunan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar